Korsel akan jadi negara Asia Pasifik pertama penerima teknologi ini.
Pesawat mata-mata nirawak AS, RQ-4 Global Hawk
FREELAND news - Pemerintahan Barack Obama mengajukan proposal penjualan pesawat mata-mata nirawak (drone) Amerika Serikat pada Korea Selatan. Dalam proposalnya kepada kongres, Obama mengatakan drone canggih ini diperlukan Korsel melindungi dirinya dari serangan Korea Utara.
Diberitakan Voice of America, Rabu 26 Desember 2012, Badan Kerjasama Pertahanan Amerika Serikat dalam pernyataannya mengatakan bahwa proposal itu adalah tindak lanjut dari permintaan Korsel untuk meningkatkan pertahanan mereka.
Pemerintah Korsel telah lama mengutarakan keinginan mereka membeli empat drone RQ-4 "Global Hawk" buatan perusahaan senjata Northrop Grumman Corp senilai US$1,2 miliar atau sekitar Rp11,6 triliun.
Dalam proposal dikatakan, sistem pertahanan drone diperlukan untuk melanjutkan pengumpulan informasi intelijen yang operasinya akan diserahkan AS pada Korsel pada 2015 mendatang.
"Penjualan RQ-4 akan memberikan kemampuan intelijen, pengawasan dan penyamaran, serta memastikan sekutu kita mampu memonitor dan menghadapi ancaman regional pada tahun 2015," ujar pernyataan Badan Kerjasama Pertahanan AS.
Penawaran pembelian drone Global Hawk telah disampaikan Korsel sejak empat tahun lalu. Sistem drone RQ-4 setara dengan pesawat mata-mata U-2 buatan Lockheed Martin Corp, yaitu mampu memindai wilayah yang luas dan target bergerak, siang ataupun malam hari, walaupun dihalangi awal tebal.
Drone ini mampu mengirimkan gambar dan data-data lainnya dari jarak hingga 18.300 meter dengan sangat cepat, menggunakan elektro-optik, inframerah dan sensor citra-radar buatan Raytheon Co.
Para pengamat militer memprediksi kongres akan menyetujui penjualan tersebut. Brad Glosserman, pengamat dari organisasi keamanan di Hawaii mengatakan dengan kemampuan baru nanti, Korsel akan mampu memonitor perkembangan di Korut yang selama ini dilakukan mata-mata di darat.
"Drone menawarkan Korsel kemampuan untuk mengawasi secara real time, untuk mengendalikan secara langsung, dan mengumpulkan informasi dengan lebih cepat dan bisa diandalkan," kata Glosserman.
Jika penjualan disetujui, maka Korsel adalah negara Asia-Pasifik pertama yang menerima teknologi ini dari AS. Sebelumnya, Australia, Jepang dan Singapura juga telah menunjukkan keinginan membeli drone ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar