Sabtu, 09 Februari 2013
Bocah 11 Tahun Kini Bisa Jadi Hacker
Dengan pemrograman sederhana, bocah di Kanada tipu banyak orang.
Foto ilustrasi
FREELAND news - Peretas dunia maya alias hacker kini tidak hanya profesi yang dijalankan oleh para ahli teknologi informatika, tapi semua lapisan dari semua umur. Kepala teknologi perusahaan antivirus AVG, Yuval Ben-Itzhak, bahkan mengatakan bahwa seorang bocah kini sudah bisa menjadi hacker.
Dikutip dari BBC, Jumat 8 Februari 2014, Ben-Itzhak mengetengahkan sebuah kasus yang melibatkan bocah 11 tahun di Kanada yang berhasil membobol situs permainan online dan media sosial. Bocah tersebut berhasil mencuri uang virtual dalam permainan itu.
Peran bocah ini diketahui setelah dilakukan penyelidikan oleh tim ahli di Kanada. Mereka menemukan bahwa bocah yang tidak disebutkan namanya ini menggunakan kode amatir namun cukup jitu untuk menipu jaringan mereka.
Itzhak mengatakan, game bernama Runescape itu dibobol oleh bocah tersebut menggunakan bahasa pemrograman dasar seperti Visual Basic dan C#, namun penuh berbagai kesalahan coding yang tidak mungkin dilakukan para hacker profesional.
Menariknya, bocah ini membuat sebuah program yang menyamar sebagai cheat yang bisa digunakan para pemain Runescape. Mereka yang terpancing lantas ikut bergabung.
Namun alih-alih diberikan "kode curang" program tersebut malah mencuri nama akun dan password pemain. Lantas, uang-uang virtual dalam permainan itu mereka digasak oleh pelaku.
"Kami menemukan bahwa malware itu digunakan untuk mencuri data pemain dan mengirimkannya ke sebuah alamat email. Pembuat malware tersebut turun dicantumkan dalam kode, beserta alamat email, password dan informasi lainnya. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh hacker berpengalaman," kata Ben-Itzhak.
Pelakunya adalah bocah 11 tahun yang tinggal di sebuah kota di Kanada. Ben-Itzhak tidak mengatakan apakah ada konsekuensi hukum atas apa yang telah dilakukannya.
Semakin mudanya usia hacker, menurut Ben-Itzhak, adalah berkat semakin majunya pendidikan ilmu komputer di berbagai negara. Saat ini, sekolah-sekolah tidak hanya mengajarkan muridnya menjalankan komputer, tapi sudah masuk ke bab pemrograman.
Namun, dia melanjutkan, seiring dengan semakin pintarnya anak-anak zaman sekarang pihak sekolah harus juga memberitahukan cara penggunaan ilmu pengetahuan itu dengan benar.
"Semakin banyaknya sekolah yang mengajarkan pemrograman sejak dini, sebelum mereka dewasa dan mengetahui apa dampak dari tindakan mereka, maka kasus seperti ini akan terus muncul. kata Ben-Itzhak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar